01 November 2019 | Penulis: Ayu Pratiwi | Desain: -
Membudidayakan Seni Hadroh dan Marawis di Yayasan Anak Shaleh
Guna memperkenalkan seni Islami, para santri Yayasan Anak Shaleh digiring untuk mengikuti kegiatan marawis dan hadroh. Mereka asyik berlatih memainkan alat musik tersebut setiap malam Jum’at ba’da Isya dan malam Minggu ba’da Maghrib di Masjid Althaf.
Marawis adalah permainan alat-alat musik yang dibawa oleh para saudagar Islam dari Yaman. Begitu juga dengan hadroh, merupakan kesenian rebana yang mengakar pada kebudayaan Islam yang sering disebut sebagai kegiatan syiar lewat syair.
Kegiatan ini diikuti oleh para santri yang duduk di bangku SMP dan SMA dengan dibagi menjadi dua bagian yakni, marawis khusus santriwati dan hadroh khusus santriawan. Marawis dan hadroh ini dapat menjadi daya tarik bagi para santri untuk mengetahui dan mencintai seni musik Islami. Serta dapat menumbuhkan jiwa dan mental yang kuat untuk berani tampil di depan khalayak.
Ada manfaat lain dari marawis dan hadroh. Kesenian yang didominasi perkusi ini dapat mencegah para pemainnya terpengaruh dari hal-hal yang negatif.
Para pemain marawis dan hadroh secara umum tidak pernah mendapat pendidikan musik. Mereka semua mengandalkan bakat alam serta latihan yang diberikan oleh pelatihnya.
Musik marawis dan hadroh semakin berkembang dari bentuk asalnya, seiring dengan bertambahnya alat musik modern, seperti biola, gitar dan keyboard. Marawis dan hadroh kerap digunakan untuk mengiringi tarian samhar. Tarian ini hanya dibawakan oleh laki-laki yang juga merupakan anggota dari kelompok marawis tersebut.
Syair-syair Islami yang dibawakan saat bermain marawis dan hadroh mengandung pujian dan keteladanan sifat Allah dan Rasul. Dengan demikian, akan membawa dampak kecintaan para santri kepada Allah dan Rasul-Nya.
Bagikan di